Standar Kebahagiaan Yang Mustahil Dihidupi

Sudah - Seseorang menginginkan sebuah masa depan yang cerah, tentunya ini hal lumrah, ini juga satu keharusan untuk memperoleh kebahagiaan.

Siapa sih! Yang tidak ingin bahagia di masa depan, apakah kamu tidak ingin bahagia…

Dengan anggapan kebahagiaan adalah mencapai hal yang dinginkan dan tujuan yang diharapkan terjadi, kita percaya itu butuh kerja keras.

Orang-orang pun banting tulang kerja siang malam demi mencapai impian itu…

Entah berapa banyak strategi digunakan yang telah gagal dan hanya sedikit menuai keberhasilan, diselingan perjuangan ini, stress dan depresi menjadi teman seperjalanan.

Waktu pun berlalu di pendakian puncak keinginan, pengharapan dan entah bagaimana hidup terasa kurang berwarna.

Tumpukan kegagalan dan keinginan selangit kadang menekan kita di pagi nan cerah…

Apa yang kurang dalam hidup saya!

Apa...tolong...jawab...

Sebuah Standar Kebahagiaan Yang Terlampau Mustahil Dihidupi

Dunia modern telah menggelolontorkan terlalu banyak hal dalam hidup, jauh lebih banyak ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Dunia yang edan telah memacu kita untuk memiliki ini dan itu, beli ini dan itu, semua tak lain demi rasa bahagia dan ingin berbangga diri.

Mereka yang tengah bersantai minum secangkir coklat hangat di cafe elit, di waktu yang sama kita duduk berdampingan dengan orang terdekat sambil main ponsel.

Dan…

Bagaiamana mungkin sebuah postingan orang-orang ribuan mil jauhnya merusak waktu berharga kita, ia hanya sedang memposting sensasi minum coklat tempat-tempat super elit dan di hotel berbintang.

Di saat itulah kita yang sedang menatap layar ponsel merasa kurang bahagia dan berpikir bahwa itu adalah impian dan tujuan yang mesti dicapai bersama.

Atau mungkin kita yang punya camera berusia dua tiga tahun lamanya. 

Tiba-tiba di pusat pembelanjaan, iklan-iklan di online shoop, video unboxing camera terbaru dan kekinian di jaman modern memenuhi layar ponsel ini...

Rasanya camera kesayangan kita jadi lebih usang dari kelihatannya dan sangat sering kita kepikiran untuk membeli camera baru.

Uniknya ada banyak sekali keluaran kamera terbaik di tahun ini, terlalu banyak hal yang perlu dimiliki dan dirangkul oleh kedua tangan ini.

Mungkinkah kebahagiaan terletak pada kepemilikan camera versi terbaru! 

Apa memang itu masa depan yang memberi kita kebahagiaan.

Iklan-iklan dunia maya dan pusat pembelanjaan benar-benar memborbardir 24 jam non stop.

Popularitas dan pencapain orang-orang telah menjadi hal yang menggiurkan buat dihidupi, ini juga menjadi landasan dan masa depan yang diharapkan digapai.

Jika kita bisa berpikir sejenak dan merenungkan tentang semua hal-hal yang diinginkan, apakah kebahagiaan memang harus diletakkan pada sesuatu yang akan kita dapatkan di masa mendatang.

Atau mungkin kebahagiaan ada pada sesuatu yang kamu miliki sekarang dan merasa cukup dengannya.

Saya ingin membenarkan bahwa yang kita miliki sekarang merupakan kebahagiaan yang terkubur, satu hal paling mendasar yang sering dilupakan umat manusia di zona modern.

Zona modern membuat kita bagaikan serangga yang mengerumuni lampu di malam hari, dimana ada kata viral, popular, terbaik dan ter-wow. Menjadi hal yang digembor-gembori dan merupakan garis lurus untuk masa depan yang kita impikan.

Percaya atau tidak bahwa perhatian kita sangat terbatas, tidak semua yang dipandang dan dicapai tiap orang sukses mesti juga kita penuhi.

Kita telah lupa memahami kebahagiaan dengan sesederhana mungkin, kebahagiaan yang tanpa tren kekinian dan kepemilikan hal-hal bergelamor ataupun pencapaian luar biasa.

Kebahagiaan sederhana itu tidak lain adalah sejenis obrolan di acara makan ikan bakar bersama kawan dan keluarga, itu juga termasuk pembicaraan ringan dipelataran masjid ditemani segelas air putih.

Hal-hal sekecil inilah yang suka dilupakan orang-orang sekarang.

Memang kita tidak dapat menyalahkan semua hal yang diinginkan orang dimasa mendatang, hanya saja kita perlu rem cakram untuk membatasinya.

Sebab tanpa adanya batas dan saringan, seseorang bisa saja menghabiskan umur dan merasa tidak bahagia karna hanya terus-menerus mengejar lampu terang pinggir jalan.

Mengapa tidak sekarang! kita merasa bahagia dan tidak meletakkan kebahagiaan dengan tercapainya sesuatu.

"Ada miliyaran versi seseorang untuk masa depan dan hanya satu versi seseorang di masa sekarang. Mengapa kita tidak memilih untuk fokus di satu versi"

Agak kurang sopan rasanya dengan menjulurkan tangan sejauh dua meter diperjamuan, padahal sudah ada menu makanan yang sudah disuguhkan depan tangan sendiri.

Diskusi